Dunia siber kembali dihebohkan dengan munculnya informasi terbaru tentang Pegasus, sebuah spyware buatan perusahaan Israel bernama NSO Group yang disebut-sebut sebagai senjata cyber paling berbahaya di dunia.
Pegasus digambarkan sebagai alat mata-mata digital yang mampu menyusup ke ponsel tanpa perlu klik link atau mengunduh aplikasi apapun.
Menurut penjelasan pakar analisis cyber, Pegasus dapat masuk ke perangkat hanya melalui missed call di WhatsApp atau melalui celah (bug) di browser Safari untuk pengguna iPhone. Setelah itu, spyware ini bisa mengakses kamera, mikrofon, hingga seluruh file dan lokasi perangkat tanpa diketahui pemiliknya.
NSO Group sendiri mengklaim hanya menjual Pegasus kepada pemerintah untuk keperluan keamanan nasional. Namun dalam kenyataannya, sejumlah aktivis HAM, jurnalis, hingga pejabat tinggi negara dilaporkan menjadi korban penyadapan. Beberapa tokoh yang disebutkan dalam unggahan antara lain:
- Jamal Khashoggi – Jurnalis Arab Saudi yang terbunuh secara misterius,
- Emmanuel Macron – Presiden Prancis,
- dan para aktivis HAM dari India hingga Meksiko.
Pegasus digunakan untuk memantau, mengontrol, dan bahkan membungkam suara-suara kritis di berbagai negara. Fakta ini memunculkan kekhawatiran serius soal kebebasan digital dan privasi individu di era teknologi.
> "Selama kamu pegang HP dan terhubung ke internet, kamu bisa jadi korban berikutnya – dan kamu gak akan sadar," tegas pakar Analisa Cyber yang akrab disapa Bro Is. Ia juga mengajak publik untuk mulai belajar soal dunia ethical hacking dan keamanan siber sebagai bentuk perlindungan diri. Mereka juga membuka kelas online yang dapat diikuti hanya dengan menggunakan smartphone.
Pegasus menjadi simbol bahwa dalam dunia digital, ancaman bisa datang tanpa disadari, bahkan dari genggaman tangan kita sendiri.